Minggu, 03 Juni 2012

PASIR SILISIUM ENERGI MASA DEPAN MURAH PENGGANTI BENSIN DAN ENERGI FOSIL PART I


By rumahhijau.com
Selama bertahun-tahun sejak masa Orde Baru sampai Orde Reformasi, pasir laut kita ditambang secara besar-besaran dengan kapal-kapal keruk. Pasir itu dijual ke Singapura dan dipakai negara itu untuk mereklamasi pantainya sehingga negara pulau itu bertambah areanya. Jadi, pasir laut itu hanya dinilai sebagai tanah uruk (land-fill), dan karena dibeli secara borongan dengan partai besar, harganya sangat murah. Padahal seharusnya jika dapat dikelola dengan baik pasir tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif sehingga dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.


Pasir terdapat di banyak tempat, baik dalam bentuk batuan atau pasir seperti yang terdapat di gurun pasir. Pasir sebagian besar tersusun oleh silisiumdioksida, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku produksi silisium. Dalam proses pengolahan silisiumdioksida menjadi silisium atau bahan metal yang berwarna abu-abu dapat digunakan energi yang ramah lingkungan dan disediakan oleh alam, yaitu energi angin atau tenaga dari sinar matahari. Silisium merupakan bahan tidak beracun serta memiliki kandungan energi seperti karbon, yang merupakan inti energi fosil. Energi dalam silisium tersimpan dengan aman karena adanya ikatan kimia, serta dapat dipindahkan ke tempat yang lain dengan aman.
Silisium murni merupakan bahan baku industri yang bernilai miliaran dollar, karena silisium merupakan bahan baku untuk memproduksi chip komputer dan silikon. Saat dilakukan proses produksi silisium menjadi silikon diperoleh produk samping cair, Tetramethylsilan (TMS) yang memiliki energi bakar sebesar bensin dari minyak bumi. Apabila TMS ini dibakar, maka akan dihasilkan energi serta gas CO2 yang lebih sedikit dibandingkan bensin serta pasir bersih. Dengan demikian, TMS ini bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif masa depan, walaupun perlu diperhatikan pasir yang dihasilkan selama proses pembakaran.

Reaktor silisium merupakan reaktor yang ramah lingkungan, karena dalam proses pembakaran untuk menghasilkan energi, reaktor ini menggunakan gas O2 dan N2 yang banyak tersedia di udara bebas. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dapat digunakan untuk menjalankan turbin yang dapat menghasilkan energi listrik. Selain dihasilkan energi panas, dalam proses pembakaran juga dihasilkan pasir dan silisium nitrit, yang dapat digunakan untuk memproduksi keramik atau gelas. Adapun dari silisium nitrit sendiri dapat dihasilkan gas NH3 atau amoniak, yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar penggerak motor atau mobil di masa yang akan datang. Selain itu, gas CO2, yang dikeluarkan selama proses dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan methan, bahan bakar pengganti bensin.

Pengetahuan awal tentang penggunaan pasir sebagai bahan bakar alternatif di masa mendatang masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Tetapi terobosan ilmiah ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak baik pemerintah, perusahaan, dan lembaga penelitian atau perguruan tinggi yang memberikan prioritas dalam pengembangan energi masa depan.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi energi alternatif yang cukup besar. Dengan sebutan negara agraris, negara maritim, negara penuh gunung api, negara dengan seribu hutannya, dan masih banyak lagi sebutannya merupakan lahan bagi energi alternatif. Dengan pemakaian energi fosil yang cukup besar membuat membuat menipisnya simpanan hasil tambang membuat negara-negara berlomba-lomba untuk memakai energi alternatif. Sayang dibeberapa negara dengan keadaan alamnya yang terbatas membuat kesulitan untuk menghasilkan energi alternatif. Begitu juga Indonesia, disini keuntungan dari Indonesia, dengan jumlah sumber alam yang cukup banyak membuat energi alternatif menjadi cukup mudah, tetapi hal itu harus didukung dengan pemerintah dengan membuat kebijakan yang mengarah untuk perkembangan pembuatan dan pemakaian energi alternatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar