Selasa, 17 April 2012

Jerami

Selama ini, jerami hanya jadi bahan buangan setelah padi dipisahkan untuk diolah jadi beras. Kalaupun ada yang memanfaatkan, jerami digunakan untuk bahan pembersih atau juga kerajinan tangan. Meski begitu, jumlahnya pun tak banyak dan justru akhirnya hanya dibakar atau jadi bahan pakan ternak.

Kini, dengan penelitian lebih lanjut, jerami ternyata juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Hebatnya, tak hanya memberikan nilai tambah, pemanfaatan jerami juga mencegah pelepasan karbon ke atmosfer saat terbakar. Siklus karbon ke atmosfer dapat diperpanjang dengan mengubahnya menjadi biofuel.

Terobosan ini telah dilirik produsen ethanol di China. Apalagi, sebagai salah satu negara terbesar, setiap tahun sekitar 230 juta ton batang jerami dibuang begitu saja. Karena itu, di sana sudah ada tiga fasilitas pengolahan jerami yang telah dibangun sampai saat ini.

Meski begitu, untuk mengolah jerami bukan hal yang mudah. Batang jerami yang kaya selulosa tidak mudah terurai bakteri yang biasa dipakai dalam proses pembuatan biomassa. Untuk itu, para peneliti memanfaatkan larutan alkali sodium hidroksida untuk melunakkannya sebelum proses fermentasi atau peragian. Menurut Xiujin Li dari Universitas Teknologi Kimia Beijing.  Semua proses diatas dilakukan pada suhu kamar, tanpa energi tambahan, dan butuh sedikit air, sehingga secara keseluruhan prosesnya sederhana, cepat, efektif biaya, dan ramah lingkungan.

Metode ini juga digunakan untuk memproduksi ethanol di lebih dari 30 negara. Namun, bahan yang diolah adalah tebu, jagung, dan kedelai yang notebene merupakan sumber pangan utama manusia, bukan bahan buangan. Sementara di China, jerami diolah agar menghasilkan biogas. Penggunaan larutan tersebut telah terbukti meningkatkan produksi campuran gas methan dan karbon dioksida hingga 65 persen. Residu atau sampah olahannya juga bermanfaat sebagai kompos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar