Satu
bulan setelah memulai perjalanan mengelilingi dunia dalam sebuah kapal
bertenaga surya, kru Eropa dari kapal Tûranor PlanetSolar berhasil menarik rasa
ingin tahu beberapa penghuni lokal Samudra Atlantik. “Kami berlayar beriringan
dengan paus sperma selama hampir 20 menit,” kata nakhoda kapal, Patrick
Marchesseu. “Mereka kedengarannya merasa nyaman dengan tamu yang tidak
menimbulkan kebisingan.”
Tamu yang tidak
berisik tersebut berbobot 95 ton, mulai bertolak pada bulan September 2010 dari
Monaco untuk suatu perjalanan yang diperkirakan menghabiskan waktu delapan
bulan. Kapal senilai 17,5 juta dolar AS itu bisa mencapai kecepatan 12 knot dan
bertujuan untuk menunjukkan potensi perjalanan bebas polusi udara.
Namun beberapa tradisi
pelayaran masih bertahan: Beriringan dengan adanya pelayaran pertama melintasi
Kathulistiwa, kata pemimpin proyek Gerhard Beinhauer, maka dilakukan pula suatu
upacara atau ritual perjalanan “dengan Dewa Neptunus, yang dibantu oleh Helios,
Dewa Matahari.”
Selama upayanya
mengelilingi dunia, Tûranor PlanetSolar, berlayar pada lintasan 30 derajat
garis lintang Khatulistiwa untuk memaksimalkan paparan sinar matahari.(Erin
Friar McDermott, Sumber: National Geographic Indonesia)
Cara Kerja
- Sinar matahari mengenai 825 panel surya—beberapa
dipasang di bagian sayap yang diperpanjang—yang dapat menghasilkan listrik
sampai 93,5 kilowatt.
- Baterai Lithium-ion di kedua pengapung menggerakkan
kapal tersebut pada malam hari dan cukup untuk melewati tiga hari penuh
tanpa sinar matahari.
- Sebuah komputer mengendalikan aliran energi ke baterai
tersebut dan motor-motor yang menggerakkan baling-baling kapal pesiar
sepanjang 1,8 meter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar